cersex annisa cersex anal mama cersex dengan ibu mertua cersex hot terbaru cersex download cersex xnxx

Cerita Sex Dosen Berhubungan Dengan Mahasiswi Super Hot

Waktu itu saya benar-benar tidak paham wajib melakukan perbuatan apa karena belum hadapi keadaan seperti ini dalam nasibku. Mendadak Pak Zaim secara cepat melepaskan kacamataku dan meletakkannya di atas meja samping.

Cersex Pemerkosaan – Selanjutnya tangan kirinya luar biasa rambutku dan menciumi bibirku yang imut secara kasar, sedangkan tangan kanannya meremas-remas payudaraku yang samping kiri dengan gaungsnya menjadi bajuku mulai acak-acakan. Karena ke-2 tanganku sudah tidak dipegangi kembali, sebelumnya sempat tebersit di pikiranku untuk memukuli Pak Zaim, tapi teror tidak lulus membuatku benar-benar takut dan tidak berani meperbuatnya. Saya cuma berusaha melepas diri tapi percuma saja.

Selanjutnya Pak Zaim melepas kecupannya, dan ke-2 tangannya dengan selekasnya memreteli kancing bajuku satu-satu. Saya mulai menangis dan meminta untuk dilepaskan, tetapi Pak Zaim tidak mempedulikan. Dengan kasar dia singkirkan bajuku dan melemparnya ke lantai. Sehabis itu Pak Zaim dengan paksakan menanggalkan celana jinsku. Badanku cuma ditutupi BH dan celana dalam saja, buah dadaku yang memiliki 38C berkesan benar-benar mencolok. Satu kali lagi saya ditangkapnya menjadi cuma bisa tiduran pasrah di atas sofa yang lebih besar dan empuk tersebut. Pak Zaim menciumi lagi bibirku sementara ke-2 tangannya dengan garang meremas-remas buah dadaku.

Zaim Selanjutnya Pak Zaim menyuruhku turunkan CD-nya sampai ke-2 kakinya, menjadi kita berdua sama telanjang bundar. Dibukanya ke-2 pahaku lebar-lebar dan Pak Zaim ambil posisi salah satunya sekalian memegang senjatanya. “Pak, perlahan-lahan ya? Punyai Bapak besar sekali. Saya cukup takut,” kataku waktu itu.
“Ha ha ha ha.. tidak perlu takut, dasarnya kalian tentu senang,” jawabannya.
Pak Zaim memkabarhuku tidak perlu cemas hamil, karena nanti dia tidak akan keluarkan air maninya di memekku.
“Agar seperti di BF-BF itu Ayu,” ucapnya. Saya yang tiduran terlentang menjawab dengan kepalaku, yang dialasi bantal empuk, menggangguk-angguk.
Saya meredam napas saat Pak Zaim mulai masukkan penisnya ke memekku yang sudah basah sejak dari barusan.
“Ohhh.. Pak..” jeritku kecil.

Baca Juga:   Cerita Sex Terkini Edan Nengtot Pada Akhirnya Sukses

Rasanya benar-benar nikmat walaupun mungkin baru ujung penis Pak Zaim yang tenggelam di memekku. Kusaksikan Pak Zaim mulai memompa dan memegang penisnya masuk keluar dari memekku menjadi menggesek-gesek klitorisku yang semakin basah. Saya benar-benar terlena, dan dengan sekali sentakan kusaksikan setengah penis Pak Zaim masuk ke dalam memekku.
“Ohhh.. Pak Zaim..” desahku dengan napas berat.
Selanjutnya Pak Zaim arahkan ke-2 tangannya ke gunung kembarku dan memulai meremas-remas dengan cukup kasar, sekalian memaju undurkan penisnya masuk keluar memekku.
“Ohhh Pak Zaim..” Saya sudah sangat lupa diri, yang berada di pikiranku waktu itu hanya kepuasan liar ini.
Gabungan dari gesekan-gesekan penis Pak Zaim di memek dan klitorisku dan remasan-remasan kasar telapak tangannya di buah dadaku yang sangat peka membuatku menjerit dan mendesah tidak karuan dengan liarnya.
Pak Zaim mulai memompa penisnya lebih cepat. Sekalian tangannya bertopang dengan meremas-remas buah dadaku, Pak Zaim bekerja maju undur cepat sekali dan kuat. Pandangan penuh gairah Pak Zaim di mukaku kubalas dengan reaksi sama. Mungkin karena basahnya memekku, kusaksikan waktu itu Pak Zaim bisa masukkan semua penisnya pada tiap sentakan. Kita berdua sudah sama mandi keringat, apalagi urat-urat dan otot-otot di sekujur badan Pak Zaim terang berkesan. Cuma suara desahan dan lenguhan liar seperti binatang dari kita berdua yang didengar di dalam kamar.
Pada akhirnya saya tidak kuat kembali, orgasmeku yang ke-2 tiba. Saya menjerit benar-benar keras, dan Pak Zaim malah tambah percepat dan perkuat pergerakan dan remasannya. Badan imutku terbuncang luar biasa, sekali kembali pada cengkraman Pak Zaim. Selanjutnya dipeluknya badanku, kubalas juga dengan kuat menjadi berasa keringat kita berdua sama-sama bersatu. Pak Zaim tidak sebelumnya sempat stop memompa penisnya saat orgasmeku yang ke-2 itu jalan. Sehabis klimaksku usai beragam saat selanjutnya, badanku terbaring lemas dalam posisi sama-sama merengkuh, benar-benar kontras sekali ketidaksamaan warna dari badan kami. Memekku dan penis Pak Zaim yang tenggelam semuanya sangat terasa basah dan saya kesulitan atur napasku di bawah tindihan badan Pak Zaim.
“Sangat nikmat kalian Ayu,” sebut Pak Zaim sekalian tersenyum ke mukaku.
Kubalas kurang kuat senyumnya sekalian rasakan kepuasan ini. Kuberanikan berbisik kurang kuat,
“Bapak kok belum keluar?” Sekalian tertawa-tawa, Pak Zaim menjawab,
“Kan sudah Bapak katakan mustahil tidak keluarin di memek kamu. Bapak sudah pikirkan tidak keluarin pejuh Bapak di tahapan badan kalian lainnya.”
“Di mana Pak?” tanyaku.
Pak Zaim cuma membalasnya dengan senyum sekalian melepas dekapannya dan bangun dari atas badanku dan ambil sikap duduk berjongkok di perutku.
Kombinasi keringat dan cairan memekku membuat Pak Zaim secara gampang menggerakkan penisnya di sepanjang belahan dadaku. Saya tidak sebelumnya sempat stop memijat, meremas, dan menjepit payudaraku menjadi kusaksikan mata Pak Zaim merem terbuka.
“Oh Ayu sayang..!” jerit Pak Zaim kadang-kadang.

Baca Juga:   CERITA SEX TERBARU NGENTOT MEMEK MULUS CEWEK MAGANG

Pergerakan Pak Zaim lama-lama semakin cepat, sedangkan saya memperkuat pijatan dan remasan. Karena payudaraku yang sangat peka rasakan kerasnya penis Pak Zaim, kurasakan ledakan-ledakan kecil di memekku. Saya pun tidak jarang-jarang mendesah-desah tidak karuan.
Kuperhatikan dorongan penis besar Pak Zaim membuat ujungnya lama-lama semakin dekat ke daguku, kurasakan juga buah zakarnya bertubrukan dengan pangkal payudaraku dalam tiap dorongan yang dibuatnya. Beralaskan bantal, kumajukan mulutku dan memulai memberbagi jilatan-jilatan cepat liar setiap kepala penis Pak Zaim merapat. Sepintas kusaksikan mata Pak Zaim terbeliak dengan keagresifanku ini.

“Kamu semakin liar saja Ayu, Bapak benar-benar tidak tahan!” desahnya.
Dengan trampil kuberbagi kepuasan pada Pak Zaim, jilatan-jilatan lidahku pada ujung penisnya dan remasan-remasan payudaraku menggesek penisnya. Saya benar-benar ingin membalasnya semua kepuasan yang pernah diberbagi Pak Zaim padaku, tidak perduli kembali status dan ketidaksamaan umur kami. Pergerakan dan gestur kita sudah seperti sepasang pacar yang tidak mampu kembali meredam gairahnya alias mungkin seperti dua aktris porno.
“Oh Ayu sayang!” Pak Zaim pada akhirnya menjerit keras dan hentikan pergerakannya.
Penis Pak Zaim masih tetap terjepit antara payudaraku dan ujungnya sama persis dekat di muka bibirku yang sedikit menganga. Bersama dengan itu, air mani alias pejuh dari penis Pak Zaim muncrat! Tembakan-tembakan deras pejuh Pak Zaim membasahi dan lekat di beberapa muka dan bibirku.