
Saya menjadi ingat pada beberapa hari tertentu, teman-teman sekolahku tiba bermain ke rumah untuk kerjakan pekerjaan alias sekedar hanya bergabung. Jika sedang ada kekasihku, mereka teratur memikat kami sebagai pasangan cocok. Walau sebenarnya menurutku kami bertolak-belakang. Saya pemalu dan gampang merajuk.
Cersex Pemerkosaan – Sedang kekasihku biang kerok di sekolah dan tidak paham malu. Saya berprestasi dalam pelajaran tetapi tidak kurang kuasai sektor olah raga. Dan dianya berprestasi dalam olah raga tapi malas belajar. Tinggiku sedang dan tubuhku cukup kurus. Dan dianya besar dan tinggi. Dasarnya berbeda sekali. Tetapi teman sekolah menjelaskan kami pasangan cocok. Entahlah apanya yang cocok..
Saya masih tetap ingat saat terkini dianya tinggalkan saya untuk sekolah ke Amerika. Ada setitik firasat jika itu adalah saat terkini saya dengannya. Saya menangis tidak ada henti di lapangan terbang seperti orang bodoh. Tidak ada kata yang terkata, cuma sedu sedan lirih kedengar dari mulutku. Orang tuanya sampai malu ke orang tuaku dan berusaha melipurku dengan menjelaskan jika Andrew akan seringkali pulang ke Indonesia untuk menengokku. Orang tuaku juga tidak kalah dan janji padaku akan menyekolahkan saya ke Amerika setelah SMU.
Kata orang cinta akan semakin berasa saat terpisah oleh jarak. Saya tidak sabar untuk buka e-mail tiap malam. Telephone internasional satu minggu sekali jadi pelepas dahaga jika saya kangen suaranya. Tiap malam mendekati tidur, saya melihat-lihat gambar kami berdua. Dan tak lupa saya doakan ia.
Sekarang Andrew tidak akan ingin melihatku kembali. Laporan dari teman-temannya yang melihat saya berkeliaran di diskotik-diskotik sama lelaki lain membuatnya murka dan tidak memercayai saya. Dianya menghakimi saya yang cuma dapat menangis dan janji akan hentikan kerjakananku. Tetapi apa daya, di penjuru dunia lain, Andrew tidak bisa melihat keseriusanku. Dianya minta untuk akhiri hubungan denganku walaupun saya menangis meraung-raung di telephone. Saya tidak memiliki daya. Dianya demikian kerasnya tidak memaafkan kekeliruanku.
Yah bisa dibuktikan semua itu bisa dibuktikan salahku. Tetapi apa saya tidak punyai kesempatan untuk mengatur kekeliruan? Apa tiap orang tidak sebelumnya sempat khilaf? Apa benar-benar tidak ada ampun bagiku? Dianya dahulu menjelaskan apa pun itu yang terjadi akan teratur menyukaiku. Akan teratur jagaku. Terus hari cintanya padaku akan terus besar. Kenyataannya, berbohong! Itu semua cuma berbohong semata!
Sekarang ini saya menjadi ceweq bodoh, seringkali melamun dan gampang depresi. Tidak cuma hubunganku dengan Andrew yang remuk. Hubunganku dengan ayah ibuku memkurang baik. Mereka sudah berserah hadapi saya yang hampir tiap hari pulang pagi. Mereka bahkan juga memberikan ancaman akan menyingkirkan saya jika terus-terusan seperti ini.
Saya menjadi seringkali absen sekolah. Prestasiku di sekolah semakin hari semakin memkurang baik. Saya sudah kehilangan minat untuk belajar dan raih rangking tinggi di sekolah. Jalinan sosial dengan teman sekolahku terus buruk. Saya malas bersahabat sama mereka. Saya takut mereka mengenali siapa saya sebenarnya. Saya takut mereka menebarkan kelakuan lakuku sebenarnya. Saya takut..
Saya menjadi paranoid! Saya menjadi gampang berprasangka buruk dengan semuanya orang. Saya menjadi sulit tidur dan melamun yang tidak-tidak. Saya menjadi seringkali mimpi buruk dan semakin sulit membandingkan mana mimpi dan realita. Semakin lama saya dapat edan!
Saya ingin stop menggunakan narkoba dan selekasnya tinggalkan dunia berkilau yang saat lagi satu tahun ini kugeluti. Tetapi saya sulit meninggalkan. Saya terjebak didalamnya!
Ineks! Semuanya karena pil setan itu! Tubuhku terus kurus. Mataku cengkung dihias garis hitam dibawahnya. Saya tidak mengenal mukaku sendiri di depan cermin. Bahkan juga Mamaku sudah membekas saya sebagai wanita nakal.
Yah.. wanita nakal.. saya bisa dibuktikan sudah menjadi wanita nakal. Saya sudah melepas keperawananku pada orang pria yang bukan suamiku. Saya malu pada diriku dan ke orang tuaku. Diriku bukan Tina yang dahulu. Tina yang teratur raih prestasi di sekolah. Tina yang teratur membesarkan hati orangtua. Tina yang rajin ke gereja. Tina yang polos dan pemalu. Tina yang teratur jujur dan terang-terangan..
Malam itu entahlah malam keberapa saya ke diskotik Martin. Sehabis triping menggila bersama teman-teman, saya pulang bersama Martin. Sebenarnya saya malas pulang karena masih tetap pada keadaan on berat. Karena Bandar besar dari Jakarta tiba, semua menjadi banyak ineks. Tubuhku terus tergetar tidak ada henti, dan rahangku bergerak ke kiri dan kekanan. Dengan kuatnya saya dekap lengan Martin seakan-akan takut kehilangan dianya.
Tidak seperti umumnya Martin ajakku putar-putar keliling kota. Mungkin dianya kasihan melihat saya masih tetap on berat dan tidak sampai hati biarkan saya sendiri di dalam rumah. Saya sich berbahagia-bahagia saja. Kuputar beberapa lagu house music cukup kuat, walaupun saya tahu efeknya dapat fatal.
Tidak sampai lima menit, lagu house music dan embusan udara AC yang dingin membuat saya on kembali! Saya menggerakkan tubuh, kepala dan tanganku di kursi samping. Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melesat memotong kota! Martin ketawa melihat saya memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.
“Untung kaca film mobilku gelap . Maka saya tidak perlu takut beberapa orang melihat kelakuanmu!” katanya.
Hahaha.. rasanya waktu itu saya tidak perduli ingin disaksikan orang, polisi, hansip alias siapa saja , saya tidak akan perduli! Apalagi ini masih tetap jam 3 pagi.
Sehabis 1/2 jam kami putar-putar kota, pada akhirnya kami sampai di wilayah lebih kurang rumah Martin. Martin merekomendasikan agar saya melanjutkan tripingku di tempat tinggalnya. Karena terlampau rawan jika triping di jalanan seperti tersebut. Jika sedang apes dapat tertangkap polisi. Saya yang sudah tidak dapat berpikiran Hanya menyetujui semua perkataannya.
Sampai di tempat tinggalnya, saya segera diantarkan ke kamarnya. Sekalian menempatkan kunci mobil, Martin menghidupkan ac dan putar lagu house music bagiku. Wah dianya sangat ingin membuat saya on terus sampai pagi! Ok, Saya layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dengan suhu terendah.
Martin yang sudah turun, demikian menghirup aroma tempat tidur langsung akan merebahkan tubuhnya yang lebih besar itu ke arah tempat tidur. Tentu saja saya tidak mau tripping sendiri! Kutarik tangannya dan kuajak dianya goyang kembali. Martin mengeluh dan masih tetap tutup mukanya dengan bantal. Kelakuannya dibuat manja seperti anak kecil. Tidak mengerti saya selekasnya cari koleksi minumannya di atas mejanya. Lusuhbar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dianya minum.
Awalnya Martin menampik dengan argument esok wajib kerja. Tapi saya memaksakan terus sampai dianya tidak berdaya. Sejumlah teguk Martell berbuah hasil . Martin bangun dan duduk dimukaku. Saya selekasnya merengkuhnya dari belakang dan memikatnya dengan manja.
“Jika kalian ingin nemenin saya tripinng.. ini kali saya menjadi punyamu.”
“Punyaku seutuhnya..? Ehm.. I love it!” Balas Martin nakal.
“Ya..ehm.. menjadi punyamu..” gumamku di dekat telinganya.
Saya merengkuhnya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dianya kegelian. Saya terus memikatnya dengan menciumi leher dan pundaknya. Mendadak dianya mengubah tubuh dan menangkapku! Saya terkejut dan berteriak kecil. Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi muka, leher dan telingaku. Saya menjerit-jerit kegelian oleh kelakuannya.
Semakin lama kecupan Martin turun terus ke bawah. Dianya merosotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dengan garang sekalian mendengus-dengus. Saya tergetar meredam geli dan rangsangan yang luar biasa. Otot-otot tubuh dan kakiku berasa kaku semua.
Tidak senang menciumi dadaku, Martin loloskan bra yang tutupi dadaku menjadi ke-2 buah dadaku tersembul keluar.
“Woow.. saya paling sukai payudaramu!” desisnya.
Saya paling sukai jika keelokan badanku disanjung. Dianya ucapkan kata-kata itu dengan mata berbinar-binar menjadi membuatku suka. Tentu saja saya segera tutupi dadaku dengan ke-2 tanganku seakan-akan melarang untuk melihat.
Sedetik selanjutnya dianya buka ke-2 tanganku dan membungkuk mengarah dadaku lantas dekatkan mulutnya ke puting kananku. Dengusan napasnya yang mengenai putingku sudah dapat membuatku menggeliat. Perlahan-lahan lidahnya menjilat putingku sepintas, lantas stop dan melihat reaksiku. Saya pejamkan mata dan mendengus. Hatiku membumbung sampai ke awang-awang! Saat kubuka mataku, dianya melihatku sekalian tersenyum nakal. Saya memukulnya. Selanjutnya dianya menjilat puting kiriku sepintas. Saya menggeliat kembali -gelinjang. Saya merasa beberapa detik penantian apa yang akan dilaksanakan Martin pada putingku membuat saya semakin ingin tahu. Saya mengerang-erang ingin agar Martin melanjutkan laganya.
Saya sudah benar-benar terangsang sampai meminta-mohon kepadanya agar memberikan kepuasan saya. Martin tersenyum manis sekali lantas mulai memasukkan putingku ke mulutnya. Putingku dimainkan mulut dan lidahnya yang hangat. Saya tergetar dan menggeliat semakin menjadi. Kepiawaian Martin menggairahkan dan memberikan kepuasan saya sudah bisa dibuktikan. Rangsangan yang hebat lupakan semua janji yang sebelumnya sempat kubuat.
Martin benar-benar terangsang ternyata. Saya merasa ada yang menjejal di tahapan bawah perutku dan menyikat-nyodok kemaluanku. Saya buka ke-2 kakiku lebar-lebar dan mengganti posisi pinggulku agar kemaluanku bersinggungan dengan penisnya. Setiap kali penisnya menggesek klitorisku saya mengeluh dan mengambil apa yang dapat kurenggut termasuk rambutnya. Napas kami yang mendengus-dengus bersahut-sahutan berkompetisi dengan lagu house music yang penuhi ruang.
Martin melanjutkan laganya sekalian melepaskan bajuku satu-satu sampai saya telanjang bundar. Saya melihat mukanya dengan hati tidak karuan. Lantas dianya buka bajunya sendiri dan mulai serangku dengan garang.
Saya diciumi mulai mulut turun ke leher lantas ke buah dadaku. Selanjutnya turun kembali lewat pusar dan bulu kemaluanku. Dianya stop sebentar sekalian melihat saya yang sudah terangsang berat.
“Martin.. cium anuku please..” pintaku terbata-bata.
“Hehehe..” Desisnya perlahan.
Lantas tanpa menunggu perintah ke-2 kalinya, dianya mulai mengganti tempatnya agar mulutnya cocok di kemaluanku. Selanjutnya kakiku dibuka lebar-lebar ke atas menjadi kemaluanku menyembul antara pahaku. Saya merasa udara dingin menimpa tahapan dalam kemaluanku yang mengembang. Saya pejamkan mata berdebar menunggu Martin memulai laganya.
Bacaan Seks Terkini 2023 Tina Gadis Perawan Elok
Martin menciumi sisi luar kemaluanku dengan perlahan-lahan. Saya mengeluh ketahan dan mengernyitkan dahi. Rasanya geli sekali! Kecupannya mengarah ke tengah dan stop di klitorisku. Klitorisku diciuminya lama sekali seperti jika dianya menciumi bibirku. Dianya mengulum dan terkadang mengisap kemaluanku dengan kuat. Saya mendesah-desah keras sekali. Tidak tergambarkan rasanya. Lantas saat lidahnya turut bermain, saya tidak kuat meredam semakin lama . Dibukanya bibir kemaluanku dengan jarinya, lantas lidahnya dimasukkan salah satunya. Lidahnya memilin-milin klitorisku dan terkadang masuk ke dalam vaginaku dalam sekali.
Erangan panjang mengisyaratkan kepuasan yang tidak ada taranya. Saya malu sekali saat orgasme didepannya. Irama kecupannya pada kemaluanku pelan-pelan melembek bersamaan dengan penekanan yang kurasakan. Martin bisa dibuktikan luar biasa. Dianya sudah eksper memberikan kepuasan ceweq. Dianya dapat mengetahui timing yang pas kapan wajib cepat dan kapan wajib perlahan. Saya menjadi berprasangka buruk apa dianya profesinya sebagai gigolo yang umum memberikan kepuasan Tante-Tante kesepian. Hehehe..
“Lho kok cepat? Sudah terangsang dari barusan ya?” tanyanya sekalian senyuman-senyum cabul.
Mukaku memeras saat saya tidak bisa menjawab pertanyaannya. Saya memukulnya dengan bantal sekalian memikatnya. “Kamu gigolo ya? Kok hebat sekali?”
“Eh, gigolo! Tidak kurang ajar! Gua ini bisa dibuktikan Don Juan Surabaya ya! Belum ada ceweq yang tidak senang jika bermain denganku!” ucapnya takabur.
“Teman-kawanku sampai menjuluki saya ‘Sex Machine’!” sambungnya.
“Ngibul! kalian tentu gigolo!” godaku sekalian memukulnya dengan bantal kembali. Kami perang mulut saat lagi sekian hari.
Selanjutnya Martin akhirinya dengan menjelaskan, “Sedap saja mengejekku! Sebagai balasannya, nih..” Martin melonjak kearahku dan masukkan kepalanya antara kakiku.
Dia segera melumat kemaluanku dengan mulutnya lebih garang kembali walau sebenarnya kemaluanku masih tetap berdenyut geli. Saya menjerit-jerit penyebabnya. Gelinya menarik! Entahlah apa kemaluanku sudah benar-benar basah dengan kata lain tidak, saya dengar bunyi berkecipak di kemaluanku. Rasa geli yang menimpa selekasnya beralih menjadi nikmat. Saya terbawa di dalam permainan lidahnya.
Saya orgasme yang ke-2 kalinya. Tubuhku rasanya lemas semua. Malam itu saya sangat mudah orgasme. Entahlah apa mungkin itu karena dampak ineks alias bisa dibuktikan saya sudah pada keadaan pucuk, saya tidak paham..
Kami break sesaat. Martin tidur telentang. Kusaksikan penisnya berdiri yang tegak seperti tugu monas. Kepalanya yang merah mengkilap karena cairan maninya menetes keluar. Saya duduk di dipangkuannya dan menggenggam penisnya yang keras.
“Lho, semenjak kapan celana dalammu lepas? Saya kok tidak tahu?” tanyaku.
“Hehehe.. kalian merem terus dari barusan sampai tidak tahu kalau burungku sudah menunggukan-nunggu ditembakkan ke target!” guraunya.
Saya kasihan kepadanya. Kuelus-elus penisnya sekalian memikatnya. Lantas saya naik ke atas badannya dan duduk pas di atas penisnya. Martin terlihat terangsang melihat perlakuanku. Kugoyang-goyangkan pinggulku mundur-maju di atas penisnya sekalian kuelus-elus dadanya. Martin pejamkan matanya sekalian rasakan sentuhan-sentuhan kemaluanku di penisnya. Saya merasa geli-geli nikmat saat penisnya yang keras dan licin geser klitorisku.
Semakin lama Martin tidak kuat meredam rangsangan. Dianya bangun dan merengkuh badanku. Kami berciuman. Tanpa memedulikan wewangian cairan vaginaku di mulutnya, saya terus menggoyahkan pinggulku mundur-maju. Kemaluanku yang basah terus memudahkan penis Martin bersinggungan diantarkan bibir kemaluanku. Pergerakan kami lama-lama semakin liar, sampai pada akhirnya pertahananku roboh!
Penis Martin mencabik keperawananku! Kepala penisnya selip dan masuk ke dalam vaginaku. Saya menjerit terkejut dan pergerakanku berhenti. Untuk sebentar saya merasa sakit karena ada benda sebesar itu masuk ke dalam vaginaku. Martin stop dan akan mengambil penisnya dari vaginaku. Tapi saya menghambatnya. Saya sangat terbawa dalam fantasiku sendiri akan kepuasan persetubuhan. Kupeluknya erat-erat badannya. Selain merasa sakit, saya rasakan sebuahkenikmatan lainnya. Saya ingin rasakan semakin lama .
Secara tidak sadar saya merendahkan pinggulku pelan-pelan sampai penis Martin penuhi lubang vaginaku. Rasanya benar-benar menarik! Saya merengkuh Martin semaksimal mungkin dengan napas terputus-putus. Kucengkeram punggungnya dengan kuku jariku tanpa perduli dianya kesakitan dengan kata lain tidak. Tidak terlukiskan hatiku waktu itu. Saya mengerang-erang. Rasanya semua sarafku terputus dan terkonsentrasi di kemaluanku saja. Martin membiarkanku sebentar nikmati kejadiant ini. Dianya juga pasti sedang nikmati koyaknya selaput daraku.
Pelan-pelan Martin mulai menggoyahkan pinggulnya. Penisnya bergerak perlahan-lahan dalam kemaluanku. Saya mendesah mengaduh-aduh meredam nikmat dan geli. Vaginaku masih tetap benar-benar peka sampai hingga saya tidak kuat saat penisnya digerak-gerakkan. Saya melihat sayu pada Martin.
“Mengapa saya tidak tahu jika ML seenak ini? Jika tahu, saya sudah sejak dahulu ingin making love dengan kamu!” kataku parau.
Dengar perkataanku, sebentar Martin cuma melihatku tanpa gestur. Saya tidak dapat menerka apa yang telah ada dibenaknya. Lantas dengan pandangan yang mempersejuk, dianya mencium keningku dan pipiku. Saya jadi tenang dan damai. Martin, saya sayang kepadamu, saya sayang kepadamu, saya sayang kepadamu. Tidak lagi ada Andrew pada kamusku. Saya cuma sayang kepadamu kataku dalam hati. Seks lebih memabukkan dibanding extacy! Saya tidak dapat berpikir tenang! Yang terdapat dibenakku cuma terus dan terus.. tanpa akhir..
Martin mulai gerakkan penisnya masuk keluar vaginaku. Awalnya perlahan-lahan, semakin lama terus cepat. Rasanya ingin mati karena sangat enaknya. Saya tidak dapat menjelaskan apapun. Cuma erangan dan desahan yang keluar mulutku. Dorongan penisnya yang menusuk masuk keluar ke vaginaku membuatku tidak memiliki daya.
Malam itu saya orgasme 4x. Martin menumpahkan spermanya di perutku dan tergeletak disebelahku. Saya tergeletak kecapekan. Karena sangat lelahnya saya sampai tidak kuat untuk bergerak ambil tissue untuk bersihkan spermanya yang tumpah di perutku. Kenyataannya orgasme saat ML lebih nikmat dibanding dengan oral sex. Benar-benar berbeda..
Sehabis tergeletak sekian hari, Martin menuntunku ke kamar mandi dan memandikan saya. Saya terus-terusan melihat mukanya dan mencari cahaya apa yang memancar di mukanya. Apa dianya betul menyukaiku alias saya cuma salah satunya wanita koleksinya? Saya terus merengkuhnya saat dianya mencuci badanku sama air hangat dan bersihkan kemaluanku. Selanjutnya sehabis bersihkan diri, kami tidur kecapekan.
*****
Besoknya saat saya bangun, Martin sudah tidak berada di sebelahku. Kusaksikan jam dinding memperlihatkan jam sembilan. Detik selanjutnya saya baru sadar jika tidur telanjang bundar dan cuma tertutupi selimut. Pelan-pelan memoriku putar kembali peristiwa semalam. Cukup sulit ingat peristiwa tadi malam sehabis gunakan ineks dan minuman mengandung alkohol.
Sehabis ingat semua, dengan lesu saya bangun dan melihat kemaluanku. Kuraba dan kupegang kemaluanku. Rasa nikmat dan geli tadi malam masih tetap terpikir di pikiranku. Pikiran buruk mulai mengusikku. Saya sudah tidak perawan! Saya sudah kehilangan keperawananku pada usia ke 16 dengan cowoq yang bukan kekasihku atau suamiku! Gila! Saya lepas kendalian!
Kata-kata Ling mulai terpikir kembali. Saat dianya kehilangan keperawanannya pertama kalinya, dianya menangis semakin menjadi sepanjang malam. Tapi saat ini dianya sudah terbiasa dan justru seringkali making love. Saya terpikir saat Ling memperkenalkan Martin padaku, dianya mengingatkan Martin agar jangan beberapa macam padaku. Beberapa jenis peristiwa dari sejak awalnya saya mengenal kenasiban malam sampai saat ini hilir mudik dalam pikiranku seakan-akan mengkritikku. Saat ini semua terjadi! Saya tidak yakin! Saya menjadi seperti Ling!
Saya ingin menangis rugii semua! Tapi sudah terlambat! Apalagi saat saya melihat setitik flek hitam pada sprei. Saya segera menangis semakin menjadi. Saya merasa berdosa! Bayang-bayang muka Papah Mamaku berkelebat berubah-ubah dalam benakku. Saya merasa berdosa pada Papaku, pada Mamaku, pada kakakku, pada semua keluargaku!
Saya ke kamar mandi untuk bersihkan diriku! Saya merasa kotor dan nista! Saya bukan Tina yang dahulu kembali! Saat depanku remuk! Siapakah yang ingin dengan aku! Cowoq yang mana ingin terima ceweq seperti saya! Ceweq yang sudah tidak utuh kembali! Ceweq terjangkauan! Saya tidak suka diriku sendiri! Saya tidak suka semuanya orang! Saya menangis lama sekali di dalam kamar mandi. Kutumpahkan semua hatiku di air mata yang selekasnya tersapu siraman air hangat. Sampai pada akhirnya saya terkapar lemas di lantai kamar mandi.
Sehabis jemu menangis, saya selekasnya bergerak dari kamar mandi dan kenakan pakaian. Kuambil smartphoneku dan kukirim SMS pada Ling. Saya meminta dianya jemputku di dalam rumah Martin. Ling bersedia dan janji akan jemput saya sehabis pulang sekolah jam 13.00
Jam sebelas Martin pulang ke rumah. Mendadak perasanku menjadi campur baur saat kudengar suara mobil Martin masuk rumah. Ada hati kesal yang menggelora kepadanya.
“Kok berani sekali orang segede dianya menjerumuskan anak kecil! Dasar hidung belang!” pikirku kesal.
Saya duduk di tempat tidur menghadap pintu sekalian menunggu dianya masuk. Kusiapkan muka sesuram mungkin agar dianya tahu jika saya geram kepadanya. Saya sudah menyiapkan diri untuk mendiamkan selama-lamanya. Dasarnya dianya wajib tahu jika saya geram!
Martin yang 10 tahun lebih dewasa tahu bagaimana wajib melakukan tindakan hadapi saya. Dianya diam saja saat saya mendiamkan. Lantas mulai ajakku makan. Saya menampik. Dianya terus ajakku berbicara dan menceritakan jika dianya bangun kesiangan menjadi terlambat kerja. Dianya berpura-pura tidak paham saya geram kepadanya. Sejurus selanjutnya dianya mulai merengkuhku dan menjelaskan jika dianya selekasnya pulang karena cemas saya belum makan alias kesepian di dalam rumah.
Semakin lama saya kasihan kepadanya. Dianya baik padaku. Sebenarnya yang keliru saya. Saya yang memaksakan lakukan tersebut. Walau sebenarnya tempo hari dianya sudah ingin tidur , saya justru menggairahkannya mati-matian. Yah, saya yang keliru. Seperti menghidupkan macan tidur. Aku juga mulai melunak. Saya mulai menjawab pertanyaannya sepatah-sepatah sampai pada akhirnya situasi mulai cair.
Memahami umpannya mengena, Martin mulai membujukku dan memikatku. Saya tidak kuat dirayu dan mulai membalasnya bujukannya.
“Martin, kalian wajib bertanggungjawab! Kalian wajib kawin dengan aku!” serangku.
“Jangan khawatir sayang! Saya ini sejak dahulu senang dengan kamu. Hanya saya takut kalian yang tidak mau dengan aku karena saya terlampau tua. Hahahaha..” balasnya.
Saya tidak perduli pikirku. Toh saya merasa pas dengan Martin. Dianya demikian dewasa. Dianya dapat momong saya. Masalahnya, dianya 10 tahun lebih tua dari saya. Apa orang tuaku sepakat saya menikah dengannya?
Pikiranku sudah jauh lebih bagus sekarang ini. Martin merengkuhku erat-erat dan melipurku. Saya menjadi semakin sayang kepadanya.
Imbas peristiwa malam itu, hampir setiap hari saya making love dengannya. Kami lakukan di tempat tinggalnya, di hotel, di dalam kamar mandi, di mobil dan dimana saja kami ingin! Sejumlah posisi kami kerjakan. Saya sangat suka bersenggama! Bahkan juga kami sebelumnya sempat bermalam sepanjang hari di hotel dan tidak keluar kamar sama sekalipun. Waktu itu saya sampai orgasme sebelas kali waktu making love dengannya! Sangat liar dan tidak termonitor!
Acara tripping teratur diteruskan making love. Kegemaran kami adalah triping sekalian telanjang bundar berdua di dalam kamar Martin sekalian bercumbu. Asyik sekali rasanya! Saat dampak ineks turun, kami bersenggama alias lakukan oral sex untuk membuat on kembali. Sehabis sangat habis, kami teruskan dengan minuman keras. Gila..
2 bulan terkini ini saya jarang-jarang contact dengan Martin. Martin repot dengan kerjanya, dan saya repot diadili oleh keluargaku. Mereka geram besar padaku dan memantauku secara ketat. Smartphoneku diambil alih sesaat. Telephone bagiku disortir dengan orang tuaku. Ke mana saja teratur diantarkan pengemudi ayahku. Dasarnya saya menjadi tahanan rumah!
Entahlah siapa yang keliru! Saya tidak perlu mempersalahkan siapa pun bukan hanya diriku sendiri. Saya sendiri juga rugi mengetahui kondisiku sekarang ini. Orang luar pada ragu melihat kelakuanku. Saya nasib dalam keluarga yang serasi. Orang tuaku sayang dan perhatian padaku. Tetapi kok dapat saya terperosok menjadi seperti ini?
Hahaha.. bisa dibuktikan bego apa yang kulakukan. Penyesalan sudah tidak ada fungsinya kembali. Entahlah sampai kapan saya dapat stop dari dunia edan ini? Aku juga sudah mulai jemu..